Monday, October 6, 2014

Noken sebagai kerajinan tangan khas Papua



By : Anggraini Yellysa
 
Papua, wilayah Timur Indonesia yang terkenal dengan sumber daya alam yang sangat ekonomis dan startegis ini memiliki keberagaman budaya. Salah satu yang dikenal masyarakat Indonesia adalah Noken. 

Noken yaitu tas tradisional merupakan salah satu kerajinan tangan tradisional. Pembuataanya sendiri terbuat dari bahan  kayu seperti pohon manduam, pohon nawa atau anggrek hutan yang kemudian disulam menjadi sangat unik. Noken sendiri memiliki ukuran yang sangat bervariasi, ada yang kecil maupun besar. Ukuran besar biasanya digunakan untuk membawa barang seperti kayu bakar, tanaman hasil panen, sedangkan ukuran kecil biasanya digunakan untuk membawa barang-barang pribadi. Saat ini, Noken juga difungsikan sebagai hadiah kenang-kenangan untuk tamu dan dipakai dalam upacara adat.



Noken sendiri memiliki symbol kehidupan yang baik, perdamaian, dan kesuburan bagi masyarakat di tanah Papua yang memiliki 29 kabupaten ini. Tidak semua orang dapat membuat Noken, walau terlihat sederhana hanya perempuan Papua yang dapat menyulam serat-serat kulit kayu ini menjadi sebuah tas yang multifungsi, apabila seorang wanita belum dapat membuat Noken, maka dia dianggap belum dewasa dan hal itu merupakan syarat untuk menikah, oleh karena itu hanya wanita lah yang berhak untuk membuat Noken. Namun banyak sekarang ini wanita Papua sudah jarang yang dapat membuat Noken, padahal tas noken ini adalah sesuatu yang sangat menarik. 

Penamaan Noken disetiap suku yang ada dipapua memiliki penyebutan yang berbeda-beda. Dalam suku Biak, Noken disebut Inokson, Suku Marind di Merauke menyebutnya Mahyan, suku Moor menyebutnya Aramuto dan suku Dani menyebutnya Su. Walaupun memiliki penamaan yang berbeda-beda disetiap suku di Papua, Noken memiliki makna penting bagi masyarakat Papua. 

Karena keunikannya, pada 4 Desember 2012 Unesco di Prancis memutuskan untuk menjadikan Noken sebagai warisan budaya Dunia tak berbenda oleh Arley Gill Ketua Komite yang bertujuan untuk melindungi dan menggali kebudayaan tersebut. So, kalau Organisasi Dunia saja mau melindungi dan menggali warisan budaya Indonesia, kenapa kita sebagai warga Negara bangsa Indonesia tidak menjaganya? Let’s Keep It guys :) 

sumber : wikipedia.org
 

No comments:

Post a Comment