By : Stefany Indah Lestari
Globalisasi telah melahirkan kesadaran manusia sebagai penghuni satu bumi. Tidak ada lagi sekat ruang dan waktu. Dalam realitas kebangsaan Indonesia, fenomena global juga memberikan dampak terhadap paradigma masyarakat. Pada satu sisi fenomena ini mendorong masyarakat untuk mencapai kesejahteraan hidup dalam kehidupan sebagai satu bangsa. Namun, pada sisi yang lain, bangsa ini telah memasuki ruang-ruang kepentingan komunitas, kelompok, dan kepentingan primordialisme lainnya yang merasuk dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya dan masyarakat.
Masyarakat harus bersifat
dinamis menyesuaikan diri dengan zaman, namun tetap mengedepankan aturan dan
norma-norma yang berlaku di Indonesia. Sehingga walaupun mengikuti perkembangan
yang terjadi di dunia, masyarakat tetap menjunjung tinggi kultur khas dari
bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia sekarang ini sudah mulai fasih
memberdayakan teknologi informasi. Masyarakat menggunakan media sosial untuk
berbagai aktivitas. Masyarakat yang dulu lebih senang berlama-lama membaca
koran cetak, sekarang ini sudah cukup puas dengan membaca berita di twitter
ataupun membaca koran secara dijital sambil naik angkutan umum ke tempat
kerja/kampus.
Kita dapat melihat di angkutan
umum seperti busway, angkot, kereta, dan angkutan massal lainnya, masyarakat
menggunakan waktu perjalanannya untuk berselancar di dunia maya. Bahkan tidak
jarang dalam sela-sela aktivitas kerja ataupun belajar, masyarakat menyempatkan
diri untuk berjejaring sosial.
Saat ini telah banyak jasa
jejaring sosial yang tersedia untuk diakses oleh masyarakat. Mulai dari
Friendster, Facebok, Twitter dll. Setiap jejaring sosial menyediakan fasilitas
yang unik dan berbeda-beda. Oleh karena itu, di era sekarang ini media sosial
telah menjadi salah satu ujung tombak gerakan pemikiran dalam mendorong
terjadinya perubahan sosial di tengah masyarakat. Informasi bisa diakses oleh
masyarakat dengan cepat. Berita yang terjadi di pulau bahkan belahan dunia lain
dapat diketahui hanya dalam hitungan menit bahkan detik. Ini jauh berbeda
dengan era sebelum perkembangan teknologi informasi dimana informasi ataupun
berita baru bisa diketahui setelah menunggu beberapa hari, minggu, bahkan
bulan. Kondisi ini memberikan pengaruh terhadap perubahan sosial. Masyarakat
Indonesia mulai memberdayakan jejaring sosial untuk melakukan advokasi dan
kampanye terhadap berbagai permasalahan masyarakat maupun kebijakan yang tidak
sesuai dengan kehendak masyarakat. Dalam prakteknya, beberapa kampanye dan
advokasi yang dilakukan dengan jejaring sosial berhasil mencapai tujuannya.
Kita dapat mengingat kampanye “koin untuk Prita” yang didukung oleh ribuan
masyarakat yang bahkan tidak pernah kenal ataupun bertemu dengan Prita. Begitu
juga sekarang ini banyak kampanye yang sedang dijalankan, baik melalui media
Facebook, Twitter, Change.org, dan lainnya.
Dampak negatif dari jejaring
sosial ini adalah pemanfaatan jejaring sosial yang tidak sesuai dengan
fungsinya. Berbagai aksi kejahatan dapat terjadi melalui jejaring sosial.
Maraknya penipuan melalui media sosial, pencemaran nama baik, pencurian
identitas, peredaran narkoba, akses pornografi dan pornoaksi, serta beragam
tindak kejahatan lainnya. Selain itu penggunaan jejaring sosial yang tidak
sesuai dengan umur juga memberikan dampak terhadap mental masyarakat, khususnya
anak-anak. Anak-anak yang terlalu cepat mengakses jejaring sosial dan kurang
mendapat pembinaan dari guru ataupun orangtua akan membuat anak tersebut
cenderung anti sosial. Anak tersebut akan lebih senang bersosial melalui
jejaring sosial ketimbang melalui aktivitas pertemanan di dunia nyata. Selain
itu anak yang mudah mengakses jejaring sosial akan lebih rawan terkena aktivitas
kejahatan di dunia maya seperti mengakses situs pornografi, pencurian anak, dan
lainnya. Dalam aktivitas gerakan sosial, penggunaan jejaring sosial juga
memberikan dampak negatif. Masyarakat lebih berani berkomentar di media sosial,
namun tapi tidak berani mempertanggungjawabkan pendapatnya di dunia nyata.
Tidak jarang jejaring sosial digunakan untuk mencemarkan nama baik individu
maupun institusi.
No comments:
Post a Comment