Sunday, January 11, 2015

Antara merusak alam dan mencari makan

By       : Afryanti Asina (1271650035)
Timah merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan, jika dipanaskan akan membentuk logam putih keperakan. Berbagai keunggulan timah dapat dijadikan bahan baju anti peluru, pengawet kayu, bahan pembuatan peluru, bahan pembuatan kaleng dan lainnya. Karena keunggulan timah ini banyak masyarakat khsusnya masyarakat Bangka Belitung menggantungkan hidupnya dengan menjadi pekerja tambang timah. Ironis memang, untuk memenuhi hidup harus merusak alam. Kenapa dapat merusak alam? Ya, Untuk  mendapatkan timah memerlukan alat berat excavator untuk dapat menggali tanah. Walaupun pekerjaan yang berbahaya dan dapat mengancam nyawa tidak sedikit warga tergiur dengan lapangan pekerjaan ini.
Dengan bermodal mesin pengisap air yang menggunakan bahan bakar solar serta sebuah sakan yang terbuat dari kayu terlihat beberapa laki-laki paruh baya sedang memegang pacul dan selang pipa yang cukup besar sambil menyemprotkan pipa tersebut kedalam galian yang cukup dalam. Akibat tambang tersebut tanah bekas galian menjadi rusak, banyak pohon yang ditebang dan sering terjadinya longsor apabila hujan.

Pekerja tambang di Sungailiat-Bangka Oman (26), menuturkan bahwa ia sudah bekerja menjadi pekerja tambang sejak ia lulus SMP, dengan penghasilan yang di dapat Oman dapat membeli motor baru dengan uang sendiri tanpa meminta orang tua. Selama ia bekerja mereka bisa pindah lokasi ke lokasi yang lain dalam setahun bisa tiga sampai empat kali. Bisa dibayangkan berapa tanah yang harus digali untuk mendapatkan timah. Dalam satu lokasi terdapat lebih dari satu tambang yang bekerja, suara bising mesin yang digunakan dapat menunjukkan dimana keberadaan pekerja tambang tersebut.





Ibarat muka sekarang Bangka Belitung banyak di penuhi bopeng –bopeng bekas galian tambang timah. 

No comments:

Post a Comment